Berpijak pada
tiga teori belajar seperti dijelaskan di atas, maka dalam pengembangan model
pembelajaran harus selaras dengan teori belajar yang dianut. Dengan kata lain,
apabila kita menganut teori behaviorisme, maka model pembelajaran yang dapat
digunakan diantaranya adalah model pembelajaran yang tergolong pada kelompok
perilaku.
Untuk penganut teori kognitivisme, model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran yang mengarah pada proses pengolahan informasi. Adapun untuk yang menganut teori belajar konstruktivisme, maka model pembelajaran yang dikembangkan adalah model pembelajaran yang bersifat interaktif dan model pembelajaran yang berpusat pada masalah. Hal ini didasarkan pada salah satu prinsip yang dianut oleh konstruktivisme, yaitu bahwa setiap siswa menstruktur pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman dan hasil interaksinya dengan lingkungan sekitar. Jadi pengetahuan itu tidak begitu saja diberikan oleh guru.
Untuk penganut teori kognitivisme, model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran yang mengarah pada proses pengolahan informasi. Adapun untuk yang menganut teori belajar konstruktivisme, maka model pembelajaran yang dikembangkan adalah model pembelajaran yang bersifat interaktif dan model pembelajaran yang berpusat pada masalah. Hal ini didasarkan pada salah satu prinsip yang dianut oleh konstruktivisme, yaitu bahwa setiap siswa menstruktur pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman dan hasil interaksinya dengan lingkungan sekitar. Jadi pengetahuan itu tidak begitu saja diberikan oleh guru.
a. Pengembangan model pembelajaran
behaviorisme.
Sesuai dengan pilosofis yang dianut oleh
para ahli behavioris tentang belajar, yaitu perubahan perilaku yang dapat
diukur, maka dalam pengembangan model pembelajaran harus diarahkan pada proses
penciptaan perilaku baru yang dapat diukur. Menurut pilosofis behaviorist,
belajar terjadi berdasarkan pola berfikir deduktif, dan siswa belajar secara
individu (individual learning). Selain itu, dalam proses pemelajarannya lebih
terfokus pada guru (teacher centered). Model pembelajaran yang dapat
dikembangkan diantaranya adalah model pembelajaran mastery, model pembelajaran
langsung, model pembelajaran simulasi, model pembelajaran sosial, dan model
pembelajaran berprogram. Setiap
model tersebut dapat dikembangkan dengan berbagai pendekatan dan strategi.
b. Pengembangan model pembelajaran yang menganut teori kognitivisme.
Menurut pandangan kognitivis, belajar bukan hanya sekedar perubahan
perilaku yang dapat diukur, melainkan bagaimana pengetahuan tersebut diproses.
Dengan kata lain, menurut kognitivis belajar bukan hanya sekedar keterkaitan
antara stimulus dan respons, melainkan apa yang terjadi didalam fikiran atau
mental orang yang belajar. Menurut pandangan kognitivis, seseorang dikatakan
belajar apabila dalam diri individu tersebut terjadi proses pengolahan
informasi dari saat menerima informasi baru, mengolah, menyimpan dan mengulang
kembali. Menurut pandangan ini, belajar akan baik apabila diseusuaikan dengan
tingkat perkembangan siswa. Artinya, mengajarkan topik yang sama untuk anak dan
orang dewasa akan memiliki cara yang berbeda. Dalam proses berfikirnya, dapat menganut
pola fikir deduktif, maupun induktif.
c. Pengembangan model pembelajaran yang menganut teori konstruktivisme.
Berbeda dengan teori sebelumnya, konstruktivisme berpandangan bahwa
pengetahuan diperoleh langsung oleh siswa berdasarkan pengalaman dan hasil
interaksi dengan lingkungan sekitar. Dalam proses pemelajarannya lebih
ditekankan pada model belajar kolaboratif. Dengan kata lain, siswa belajar
dalam kelompok tidak seperti pada pembelajaran konvensional, bahwa siswa
belajar secara individu. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa seorang siswa
tidak hanya belajar dari dirinya sendiri, melainkan juga belajar dari yang
lain. Dengan demikian, model pembelajaran yang perlu dikembangkan adalah model
pembelajaran yang terpusat pada masalah dan model belajar kolaboratif.
see me at www.iaincirebon.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar