Menurut Richard Coombs
Intelijen Bisnis adalah sebuah alternatif terminologi bagi Competitive
Intelligence. Definisinya
adalah kegiatan-kegiatan monitoring lingkungan eksternal sebuah perusahaan
untuk mendapatkan informasi yang relevan bagi proses pembuatan kebijakan
perusahaan tersebut. (Richard Coombs ,Competitive intelligence
handbook. University Press of America ,
Bab I).
Edward David (2000) berpendapat bahwa
evolusi Sistem Informasi Eksekutif dan DSS telah berkembang menjadi konsep Business Intelligence
(Intelejen Bisnis), yaitu suatu cara untuk mengumpulkan, menyimpan,
mengorganisasikan, membentuk ulang, meringkas data serta menyediakan informasi,
baik berupa data aktifitas bisnis internal perusahaan, maupun data aktifitas
bisnis eksternal perusahaan termasuk aktifitas bisnis para pesaing yang mudah
diakses serta dianalisis untuk berbagai kegiatan manajemen. Istilah ”Intelejen
Bisnis” mengandung arti melakukan kegiatan penyelidikan dalam dunia bisnis
dengan menggunakan konsep-konsep dan metode dunia inteljen militer yang
diaplikasikan dalam dunia bisnis secara sistematis dan berdasarkan
kaidah-kaidah ilmiah, serta dilakukan secara terbuka, berbeda dengan
istilah ”spionase bisnis” yang kegiatan penyelidikannya dilakukan secara
rahasia, ilegal dan tertutup, misalnya pencurian data penting di perusahaan
tertentu.
Dengan Business Intelligence, manajemen akan
mendapatkan informasi yang berkualitas dari kegiatan bisnisnya secara tepat
waktu, akurat dan reliabel melalui saluran komunikasi data, sehingga memudahkan
pimpinan perusahaan dalam proses pengambilan keputusan yang penting dan
bersifat strategis, seperti tujuan jangka panjang perusahaan, pengembangan
perusahaan serta tujuan khusus yang akan dicapai perusahaan, Semakin tinggi
tingkat kompetisi antar perusahaan, maka peranan Business Intelligence menjadi semakin penting
Business Intelligence menyakut berbagai aktifitas
diantaranya;
· Studi
perusahaan pesaing produk sejenis dan strategi memenangkan persaingan.
· Mengelola
informasi mengenai data statistik pelanggan potensial, area potensial, kondisi
ekonomi, sosial budaya dan politik lingkungan dunia usaha.
·
Pengamatan
daerah operasi bisnis untuk kepentingan strategis perusahaan untuk
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal perusahaan.
·
Analisa
Pasar mengenai jumlah dan area peredaran produk yang diminati oleh pelanggan,
ancaman dan peluang yang ada, masa depan produk, tendensi pasar dll.
Cliff Nelson (1997) dari PT. Oracle Indonesia
menjabarkan prinsip-prinsip Business
Intelligence dibangun berdasarkan karakteristik-karakteristik baru,
yaitu:
·
Keterbukaan
: Kemajuan
konsep-konsep bisnis seperti E-Commerce,
E-Business atau
E-Government, menuntut adanya peningkatan nilai keterbukaan
informasi, salah satunya disebabkan oleh pemanfaatan World Wide Web (WWW) di dunia internet yang
berdampak pada tuntutan bagi para pimpinan perusahaan untuk senantiasa
menyajikan dan sekaligus melindungi kepemilikan informasi rahasia perusahaan,
melalui aplikasi-aplikasi teknologi yang tepat guna. Selain itu juga dapat
membantu manajemen puncak untuk menggunakan Business
Intelligence dengan cara tak terbatas dalam menjalankan manajemen
bisnis sehari-hari. Hal ini didukung oleh pertumbuhan pelanggan dan pengguna
internet di Indonesia yang pada tahun 2003 diperkirakan mencapai 800.000
pelanggan dan 7.550.000 pengguna, dengan dukungan sekitar 135 ISP (Internet Service Provider)
– sumber : APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)
· Sensitivitas
Waktu : Dengan
diimplementasikan konsep on-line
computing dilingkungan perusahaan untuk mendukung proses bisnisnya,
maka kebutuhan akan informasi menjadi bersifat peka waktu (time-sensitive). Seperti
inilah yang dituntut oleh seorang pimpinan perusahaan modern untuk
mengelola rangkaian entitas bisnis, karena eratnya relevansi waktu dengan
informasi operasional yang akurat dalam proses pengambilan keputusan bisnis.
·
Ketepatan
: Dengan
mengaplikasikan prinsip-prinsip Business
Intelligence dalam sebuah computer
network
diperlukan ketepatan data atau informasi, baik yang bersumber dari internal
maupun dari eksternal perusahaan, sehingga sangat dimungkinkan suatu perusahaan
benar-benar dengan mudah mengekstraksi informasi secara on-line dengan tepat,
seperti prakiraan penjualan, logistik dan manajemen mata rantai suplai,
tingkah laku dan kepuasan konsumen, analisa biaya dan manajemen finansial,
perencanaan sumberdaya manusia dan pengembangan produk.
·
Saling
Ketergantungan : Untuk
benar-benar efisien dan terdepan dalam persaingan bisnis, para pemimpin bisnis
perlu untuk mengikuti perkembangan di sekitar perusahaannya. Bukan hanya
perkembangan yang terjadi di dalam perusahaan sendiri, tetapi juga perkembangan
di luar perusahaannya, termasuk di dalamnya mitra bisnis, pelanggan dan
pemasok. Dengan adanya tingkat ketergantungan tersebut, manajemen puncak perlu
menjaga mitra bisnis mereka dalam suatu extended
enterprise, yang selalu mengikuti segala gerakan-gerakan strategis
yang menentukan arah bisnis.
·
Tipe Data : Pandangan tradisional, bahwa informasi
korporat kebanyakan berbasis teks (text-based)
merupakan pandangan yang sudah usang, karena kenyataan yang ada saat ini
pangkalan data atau Data
Warehousing di suatu perusahaan tidak dibatasi hanya berupa data
tekstual, akan tetapi terdiri dari berbagai tipe data dengan format yang
berbeda, seperti video, audio, tekstual dan data spasial. Hal
ini tentu meningkatkan kekayaan informasi dari manajemen informasi perusahaan
dan sejalan dengan tuntutan dalam Business
Intelligence, karena keberadaannya telah memperluas batas-batas
analisa dan presentasi data untuk mendukung sistem informasi eksekutif, apalagi
data multimedia tersebut ditampilkan dengan berbasis internet. Oleh karena itu
para desainer Business
Intelligence System perlu mewaspadai perkembangan ini, agar Executive information layer dapat memanfaatkan
beragam tipe data tersebut dan menggunakannya untuk meyakinkan dalam proses
pengambilan keputusannya.
Business Intelligence berguna pula untuk meninjau bagaimana
informasi internal dan informasi eksternal institusi atau perusahaan secara
autentik, sehingga dapat menggerakkan strategi-strategi bisnis, melaui proses
pengambilan keputusan yang handal, baik ketika melakukan perencanaan,
pengorganisasian maupun pada tahap implementasi dan pengendalian,
sehingga institusi atau perusahaan mampu memenangkan persaingan bisnisnya di
era manajemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar