Rabu, 09 November 2011

Kompleksitas Komputasi Perempuan


by Romi Satria Wahono

Wahai mahasiswaku, bila kau tak paham, bertanyalah kepadaku
Aku bukan dosen terbaik yang pernah kau punya
Aku juga bukan peneliti brilian yang pernah kau temui
Tapi paling tidak tlah kupelajari dan kupahami banyak teori di bidang computing ini
Aku mengerti identifikasi object dan class ala James Rumbaugh dan Grady BoochBila kalian bingung dengan software testing atau metrics,  jangan ragukan aku …

Aku hapal di luar kepala software engineering body of knowlegdeDan buku Ian Sommerville dan Roger Pressman adalah sarapan pagiku
Bertanyalah juga tentang UML dan design pattern …Karena aku belajar pertama kali di tahun ketika keduanya dilahirkan di dunia ini
Aku juga mengerti banyak teoritika artificial intelligence (AI)
Karena tekniknya sering kupakai di riset software testing dan software agent
Aku juga telah membaca buku legendaris AI milik Stuart J. Russel
Dan ku mengerti bagaimana implementasi AI di Java
Aku juga paham pemikiran Lotfi Zadeh tentang logika fuzzy
Yang ternyata tepat untuk menyelesaikan masalah yang uncertainty
Bila kalian mau mengambil topik data mining, tak usah ragu
Aku paham dengan baik algoritma C4.5, nearest neighbor, a priori
Ataupun algoritma clustering ala fuzzy c-means dan k-means
Bila akhirnya dokumen tak terstruktur yang kalian tangani
Juga telah ku khatamkan buku Information Retrieval-nya Christopher D. ManningAku mengerti bagaimana mengkonstruksi dan mengkompresi index
Dan aku hapal seluruh model information retrieval
Dari model exact matching ala boolean retrieval atau scoring ala vector space model
Tapi, kuingin kau tahu, wahai mahasiswaku …
Janganlah bertanya kepadaku masalah perempuan dan teknik komputasinya
Karena jujur, akupun tak tahu …
Kompleksitasnya melebihi yang kuduga, melampaui yang ku sangka
Andai kau tahu, perempuan itu makhluk yang paling sulit dikomputasi
Kau beri logika fuzzy, dia akan minta crisp
Kau beri algoritma sorting, dia akan minta random
Ketika kau pikir cukup dengan FIS, maka dia berharap kau menggunakan ANFIS
Model reasoning di kepalanyapun bisa berubah
Kadang rule-based, case-based dan bisa berakhir dengan model-based reasoningKetika kau mengira dia penganut madzhab single inheritance
Mau kaupun salah, karena dia kadang bisa menerima multiple inheritanceParadigma pemrograman di hatinya juga bisa berpindah dengan cepat, secepat kilat
Hari ini  procedural, lusa object-oriented dan minggu depan aspect-oriented paradigm
Ketika kau retrieve dia dengan model boolean, dia akan minta model vector spaceKetika kau index dia dengan normalisasi plus algoritma stemming dan lemmatization
Dia akan mentertawakanmu, menganggap dirimu lebay
Dan akhirnya dia malah memilih metode tidak efisien ala incidence matrix
Dan hebatnya …
Tak bisa kau ukur efisiensi algoritma yang dia gunakan dengan notasi Big ODan makin aneh kau rasakan …
Karena ketika kau pikir dia tak bisa dipahami dengan logika
Dia akan datang kepadamu dengan pemikiran penuh logika
Dan bahkan teori himpunan matematika
Wahai perempuan …
Andai kau tahu, kalau dalam computational complexity theory …
Ranah kompleksitasmu mungkin di atas NP-hardKu mengerti dan pahami bahwa aku tak slalu bisa menaklukkanmu
Karena itu, ajarkan kepadaku …
Metode komputasi yang tepat, yang paling efektif dan efisien …
Yang sebaiknya kugunakan untukmu …

diambil dari http://romisatriawahono.net
-------------------------------------------------------------------
Romi Satriowahono adalah Dosen, peneliti dan technopreneur. CEO PT Brainmatics dan Founder komunitasIlmuKomputer.ComRutinitas harian membimbing para pedjoeang dankeluyuran ilmiah ke berbagai kampus. Research interests pada bidang software engineering, intelligent system dan game technology. Professional Member dari IEEE Computer Society(90598687) dan ACM (6680333). n dia adalah Dosen ku yang slau jadi panutan dalam pengembangan Software Engineering :)

Tidak ada komentar: